Luffy Akhirnya Kalahkan Kaido Pada One Piece Chapter 1076 Dengan Jurus Pamungkas

rsbudisehatpurworejo – 17 September 2023, adalah jadwal tanggal rilis anime One piece chapter 1076. Konflik Kaido dan Luffy di Pulau Onigaishima terselesaikan di episode kali ini.

One Piece Chapter 1076 akan menyoroti tahap akhir konflik Luffy dan Kaido dengan judul “Dunia yang Diinginkan Luffy”. Luffy, yang telah membebaskan Gear 5 dan berubah menjadi sosok putih, mengerahkan seluruh kekuatannya selama pertempuran penting ini.

Jika dia ingin mengalahkan Kaido, yang telah mengubah tubuhnya menjadi api yang siap melelehkan apapun yang menyentuhnya, dia harus mencapainya.

Setelah menanggapi pertanyaan Kaido tentang dunia seperti apa yang ingin dia ciptakan, Luffy melepaskan serangan Bajrang Gun.

“Dunia di mana teman-temanku bisa makan makanan sebanyak yang mereka mau,” kata Luffy.

Kaido sempat teringat kilas balik perjalanannya di masa muda akibat serangan Luffy yang berlangsung hingga ia terjatuh ke tanah. Tak lama kemudian, Luffy kehilangan seluruh energinya dan terjatuh juga.

22 Remaja Tersesat Di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Selama 6 Jam

rsbudisehatpurworejo.com – Pada Sabtu, 16 September 2024, total 22 remaja Pangandaran tersesat di kawasan alam taman tersebut. Mereka menghabiskan hampir enam jam berkeliaran di hutan. RSbudisehatpurworejo mendapat informasi bahwa sekelompok besar remaja warga sekitar sedang mengikuti kegiatan botram atau makan bersama.

Banyak pelajar yang mengaku tersesat sejak sore hari pukul 14.00 WIB. Saat kejadian tersebut, polisi pada pukul 15.30 WIB mendapat laporan dari anak-anak. Saat dihubungi rsbudisehatpurworejo, Sabtu (16/9/2023) malam, Nana menyatakan petugas langsung masuk ke dalam Cagar Alam saat itu juga.

Ia mengatakan, saat para siswa mencoba bermain dari cagar alam hingga air terjun, banyak di antara mereka yang tersesat. “Mereka ingin bermain, bermain, atau makan di sana,” ujarnya. Mereka tersesat dan tersesat pulang karena tujuannya jauh sekali dan berada di tengah cagar alam.

Setelah itu, petugas mengevakuasi mereka, singkat cerita. Lamanya prosedur evakuasi berkorelasi dengan jarak pintu masuk menuju lokasi puluhan pelajar tersesat yang jaraknya bisa mencapai 4 kilometer.

“Meski terpencil, namun wilayahnya masih di dataran tinggi. Kondisi mereka lemah dan memprihatinkan saat ditemukan. perlu digendong karena lemah,” ujarnya.

Banyak siswa yang dilaporkan hilang sejak siang tadi adalah warga sekitar, menurut Pangandaran Kusnadi, Kepala BKSDA. Benar, mereka adalah warga sekitar Pangandaran dan anak-anak Karang Gedang, namun petugas BKSDA mengevakuasi mereka menggunakan Tagana Pangandaran, ujarnya.

Ia juga menginformasikan kepada BKSDA tentang banyaknya siswa yang masuk tanpa izin dan menyatakan penyesalannya. “Mereka masuk ke dalam cagar alam tanpa melapor ke petugas BKSDA, mungkin karena mengira tidak perlu dilakukan oleh warga sekitar. Itu yang saya rasakan, ujarnya.

Ia mengaku, jarak dari pintu depan ke tempat banyak mahasiswa tersesat cukup jauh. Jika memilih berjalan kaki, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai ke sana.

Semua pengunjung cagar alam yang berencana melakukan perjalanan di kawasan tersebut diimbau untuk melapor. Nanti akan kami perketat lagi bagi siapapun yang masuk ke Cagar Alam TWA, ujarnya.

HEBOH! Virus Nipah Di India Disebut Lebih Berbahaya Dari COVID-19

rsbudisehatpurworejo – Khusus di wilayah Kerala India, virus Nipah kembali menyebar luas. Sejak tahun 2018, Kerala telah mengalami empat wabah, yang terbaru adalah wabah ini.

Virus Nipah memiliki angka kematian yang signifikan. Jumlah kematian yang disebabkan oleh infeksi virus ini, menurut Rajeev Bahl, direktur jenderal Dewan Penelitian Medis India (ICMR), jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Menurut Bahl, pandemi COVID-19 menyebabkan 2–3% dari seluruh kematian. Tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 70 persen.

“Kami tidak yakin mengapa kasus ini terus bermunculan. Menurut Bahl yang dikutip Hindustan Times pada Minggu 17 Agustus 2023, “Pada tahun 2018, kami menemukan wabah di Kerala yang terkait dengan kelelawar.

Namun kita tidak tahu bagaimana virus itu berpindah dari kelelawar ke manusia. Hubungan antara keduanya belum teridentifikasi. Sekali lagi, kali ini, kami mencoba untuk belajar. Itu selalu terjadi saat musim hujan, ujarnya.

Bahl menegaskan, pihaknya telah menerapkan sejumlah strategi untuk memerangi virus dan menghentikan penyebarannya. Untuk mengatasi infeksi virus Nipah, salah satunya India akan membeli 20 dosis tambahan antibodi monoklonal dari Australia.

Pada tahun 2018, Australia mengirimi kami beberapa dosis antibodi monoklonal. Saat ini hanya 10 pasien yang bisa menerima dosis tersebut, jelasnya.

“Kami sedang memperoleh 20 dosis lagi. Namun obat tersebut harus diberikan saat infeksi masih dalam tahap awal. Hanya uji coba fase 1 untuk mengetahui keamanan obat yang dilakukan di luar negeri. Belum ada uji kemanjuran. Hanya bisa diberikan sebagai obat darurat, menurut Bahl.

Namun, hingga saat ini, belum ada satu pun warga negara India yang menerima dosis tersebut, meskipun faktanya antibodi tersebut telah berhasil diberikan kepada 14 pasien di seluruh dunia.